Follow on FaceBook

Sport

How 'clean eating' fad can spark a dangerous spiral into depression and illness

How 'clean eating' fad can spark a dangerous spiral into depression and illness
Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it to make a type specimen book.

R&D tax relief goes far beyond 'blue sky' research - all types of business can benefit

R&D tax relief goes far beyond 'blue sky' research - all types of business can benefit
Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it to make a type specimen book.

Ireland's 100 best restaurants - with a 'tsunami' of brilliant new openings

Ireland's 100 best restaurants - with a 'tsunami' of brilliant new openings
Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it to make a type specimen book.

Stars facing 'Dance Off' as Des sambas through pain and Dayl gives everything to get top score

Stars facing 'Dance Off' as Des sambas through pain and Dayl gives everything to get top score
Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it to make a type specimen book.

Rugby mourns the death of Australian lock Dan Vickerman, aged just 37

Rugby mourns the death of Australian lock Dan Vickerman, aged just 37
Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it to make a type specimen book.

Business

business/module

Sport

Sport/column
adv/http://www.mogflat.blogspot.com|https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiA9ZS09aPncJEelfmZ_gpAsOA6alO5auYNbaBPvVbyUSEoj9H3iesGDE2WO5wx8iFgzZU5NSC9nKiRNcfbf1DcGxee95FGY0fufLu94ZcVcGYp_J6jkfwC1Pcfho5xWzjp8wmfk1N1I8/s1600/adv-3.jpg

Lifestyle

lifestyle/style
adv/http://www.mogflat.blogspot.com|https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiA9ZS09aPncJEelfmZ_gpAsOA6alO5auYNbaBPvVbyUSEoj9H3iesGDE2WO5wx8iFgzZU5NSC9nKiRNcfbf1DcGxee95FGY0fufLu94ZcVcGYp_J6jkfwC1Pcfho5xWzjp8wmfk1N1I8/s1600/adv-3.jpg

Entertainment

entertainment/style

Travel

travel/carousel

Videos

videos/box

Recent Posts

Dinas Kominfo SBT Gelar Pelatihan dan Pembinaan Jurnalistik

Dinas Kominfo SBT Gelar Pelatihan dan Pembinaan Jurnalistik

Bula, SBT, newskabarindonesia.com : Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo), Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Senin (10/12) menggelar pelatihan dan pembinaan Jurnalistik.
Kegiatan diikuti perwakilann Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Pelajar, Mahasiswa, serta para Jurnalis yang bertugas di Kabupaten SBT. Pelatihan jurnalis yang bertema.
“Pelastik 2018, prove your guts and join with us” ini dimaksudkan untuk menggali potensi, minat dan bakat OKP, pelajar dan Mahasiswa serta Jurnalis kearah profesional dan menghadirkan Ketua PWI Provinsi Maluku Izaak M Tulalessy.
Kegiatan dilaksanakan di Aula Kandepag Kabupaten SBT. Dibuka oleh Staf Ahli
Bupati Kabupaten SBT, Ali Daeng Paraty yang mewakili Bupati SBT Abdul Mukti
Keliobas.
Ali Daeng Paraty dalam membacakan sambutan Bupati menyampaikan,
Apresianyinya kepada Dinas Kominfo Kabupaten SBT yang telah
menyelenggarakan pelatihan jurnalis bagi Pemerintah, Swasta, Mahasiswa,
Pelajar, yang ada di Kabupaten SBT.
“Melalalui pelatihan ini setiap orang mampu memberikan kontribusi, informasi yang terkait dengan berbagai pencapaian dan program kegiatan di masing-masing
Pemerintah Daerah yang akan di sampaikan kepada public menggunakan metode jurnalistik yang baik dan benar,” kata Paraty saat membaca sambutan Bupati.
Dikatakanya, Pelatihan jurnalistik merupakan salah satu upaya dalam peningkatan sumber daya manusia khususnya dalam dunia Pers yang berkembang dengan
cepat dan luar biasa.
“Pelatihan ini juga akan menambah pengetahuan dan ketrampilan yang
merupakan tuntutan profesionalisme dalam bidang jurnalistik. Mulai dari tehnik penulisan, pengambilan gambar, serta tehnik wawancara dengan tetap
memperhatikan aktualitas dan kelayakan berita,” paparnya.
Diharapkanya, Melalui pelatihan ini dapat meningkatkan ketrampilan admin dan
operator sebagai kontributor berita dan informasi serta data public sehingga
menjadi satu kesatuan informasi pembangunan daerah yang akan di sajikan secara baik dan benar.
Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo Kabupaten SBT M.S Kilwarany mengatakan di era globalisasi seperti sekarang, informasi dan teknologi bukan lagi menjadi kebutuhan, tetapi keharusan.
“Kalau bisa menguasai informasi dan teknologi, kemajuan pasti bisa dicapai.
Namun sebaliknya, jika kita tidak menguasai informasi dan teknologi, maka bisa dipastikan, kita akan semakin tertinggal,” kata Kilwarany di sela-sela kegiatan pelatihan jurnalistik tersebut.
Lebih lanjut orang nomor wahid di Dinas Kominfo SBT menekankan, untuk bisa
mendatangkan investor agar mau berinvestasi di Kabupaten SBT, selain
infrastruktur yang baik, yang tidak kalah penting adalah adanya informasi yang baik, tentang potensi di Kabupaten yang bertajuk Ita Wotu Nusa.
“Saat ini Kabupaten SBT sudah sangat luar biasa, tempat pariwisatanya begitu
banyak dan sungguh luar biasa, tinggal bagaimana bisa dibagun informasi yang
positif agar semakin banyak investor atau wisatawan yang datang ke Kabupaten
SBT,” ucapnya.
Melalui pelatihan jurnalistik ini, Kilwarany berharap setelah memiliki pengetahuan tentang kode etik jurnalistik serta teknik penulisan berita, peserta bisa mengelola
informasi di instansinya dengan baik, untuk membangun citra positif bagi
pemerintahan, serta mampu memilah dan meluruskan berita hoax atau berita
tidak benar.
“Melalui pelatihan ini, saya ingin informasi yang baik di Kabupaten SBT bisa
diketahui seluruh dunia. Dan yang tidak kalah penting, semua informasi yang ada
di SBT bisa terkelola dengan baik untuk kemajuan daerah ini ”harapnya.
Sementara Ketua Panitan kegiatan Sahabudin Rumadaul dalam laporanya
mengatakan pelatihan jurnalis 2018 merupakan kegiatan yang pertama kali
dilakukan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten SBT dengan sasaran kepada Umum, OPD, OKP, Pelajar dan Mahasiswa dan Jurnalis yang berlangsung selama 2 hari dari tanggal 10 sampai dengan 11 Desember 2018 di aula Kemenag Kabupaten SBT.
Sahabudin Rumadaul yang juga Bagian Informasi dan Publikasi Media di Dinas
Kominfo Kabupaten SBT tersebut juga mengatakan, Kegiatan jurnalis bukanlah
sesuatu yang asing bagi kita, terutama di kalangan mahasiswa. Dengan kemajuan
di bidang pendidikan banyak mahasiswa yang memiliki banyak ide kreaktif namun
tidak dapat menuangkan dalam bentuk tulisan.
“Untuk itu kami manganggap perlu dilakukan suatu edukasi untuk dapat
mengembalikan minat dan kreaktifitas para pelajar dan mahasiswa khusunya di
bidang jurnalis”, kata Rumadaul dalam laporannya.
Ketua PWI Maluku, Izaak M Tulalessy sebagai pemateri tunggal pada pertemuan pertama ini memaparkan teknik menulis berita yang objektif. Menurut Izak sebuah berita yang objektif harus didukung oleh fakta dan data yang kuat serta akurat.
Lebih terperinci Izaak memaparkan terkait dengan Dasar Dasar Jurnalisme, Kode
Etik Jurnalis (KEJ), cara meliput berita serta penulisan berita yang baik dan benar sesuai dengan fakta dan data yang akurat.
Menulis berita merupakan suatu upaya untuk bercerita, menerangkan, atau
menyampaikan informasi suatu peristiwa dalam bentuk tertulis. Dalam menulis
teks berita, informasi yang ditulis merupakan fakta bukan opini. Selain itu teks berita disusun prinsip 5W + 1H (What, Where, When, Who, Why, How). Ujar izaak.
Pelatihan jurnalistik ini merupakan salah satu upaya dalam meningkatakan Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya dalam pengenalan dunia pers yang begitu
berkembang dengan kecepatan yang luar biasa. (IM/Red).
sumber : http://newskabarindonesia.com/index.php/2018/12/11/dinas-kominfo-sbt-gelar-pelatihan-dan-pembinaan-jurnalistik/

Bula, SBT, newskabarindonesia.com : Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo), Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Senin (10/12) menggelar pelatihan dan pembinaan Jurnalistik.
Kegiatan diikuti perwakilann Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Pelajar, Mahasiswa, serta para Jurnalis yang bertugas di Kabupaten SBT. Pelatihan jurnalis yang bertema.
“Pelastik 2018, prove your guts and join with us” ini dimaksudkan untuk menggali potensi, minat dan bakat OKP, pelajar dan Mahasiswa serta Jurnalis kearah profesional dan menghadirkan Ketua PWI Provinsi Maluku Izaak M Tulalessy.
Kegiatan dilaksanakan di Aula Kandepag Kabupaten SBT. Dibuka oleh Staf Ahli
Bupati Kabupaten SBT, Ali Daeng Paraty yang mewakili Bupati SBT Abdul Mukti
Keliobas.
Ali Daeng Paraty dalam membacakan sambutan Bupati menyampaikan,
Apresianyinya kepada Dinas Kominfo Kabupaten SBT yang telah
menyelenggarakan pelatihan jurnalis bagi Pemerintah, Swasta, Mahasiswa,
Pelajar, yang ada di Kabupaten SBT.
“Melalalui pelatihan ini setiap orang mampu memberikan kontribusi, informasi yang terkait dengan berbagai pencapaian dan program kegiatan di masing-masing
Pemerintah Daerah yang akan di sampaikan kepada public menggunakan metode jurnalistik yang baik dan benar,” kata Paraty saat membaca sambutan Bupati.
Dikatakanya, Pelatihan jurnalistik merupakan salah satu upaya dalam peningkatan sumber daya manusia khususnya dalam dunia Pers yang berkembang dengan
cepat dan luar biasa.
“Pelatihan ini juga akan menambah pengetahuan dan ketrampilan yang
merupakan tuntutan profesionalisme dalam bidang jurnalistik. Mulai dari tehnik penulisan, pengambilan gambar, serta tehnik wawancara dengan tetap
memperhatikan aktualitas dan kelayakan berita,” paparnya.
Diharapkanya, Melalui pelatihan ini dapat meningkatkan ketrampilan admin dan
operator sebagai kontributor berita dan informasi serta data public sehingga
menjadi satu kesatuan informasi pembangunan daerah yang akan di sajikan secara baik dan benar.
Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo Kabupaten SBT M.S Kilwarany mengatakan di era globalisasi seperti sekarang, informasi dan teknologi bukan lagi menjadi kebutuhan, tetapi keharusan.
“Kalau bisa menguasai informasi dan teknologi, kemajuan pasti bisa dicapai.
Namun sebaliknya, jika kita tidak menguasai informasi dan teknologi, maka bisa dipastikan, kita akan semakin tertinggal,” kata Kilwarany di sela-sela kegiatan pelatihan jurnalistik tersebut.
Lebih lanjut orang nomor wahid di Dinas Kominfo SBT menekankan, untuk bisa
mendatangkan investor agar mau berinvestasi di Kabupaten SBT, selain
infrastruktur yang baik, yang tidak kalah penting adalah adanya informasi yang baik, tentang potensi di Kabupaten yang bertajuk Ita Wotu Nusa.
“Saat ini Kabupaten SBT sudah sangat luar biasa, tempat pariwisatanya begitu
banyak dan sungguh luar biasa, tinggal bagaimana bisa dibagun informasi yang
positif agar semakin banyak investor atau wisatawan yang datang ke Kabupaten
SBT,” ucapnya.
Melalui pelatihan jurnalistik ini, Kilwarany berharap setelah memiliki pengetahuan tentang kode etik jurnalistik serta teknik penulisan berita, peserta bisa mengelola
informasi di instansinya dengan baik, untuk membangun citra positif bagi
pemerintahan, serta mampu memilah dan meluruskan berita hoax atau berita
tidak benar.
“Melalui pelatihan ini, saya ingin informasi yang baik di Kabupaten SBT bisa
diketahui seluruh dunia. Dan yang tidak kalah penting, semua informasi yang ada
di SBT bisa terkelola dengan baik untuk kemajuan daerah ini ”harapnya.
Sementara Ketua Panitan kegiatan Sahabudin Rumadaul dalam laporanya
mengatakan pelatihan jurnalis 2018 merupakan kegiatan yang pertama kali
dilakukan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten SBT dengan sasaran kepada Umum, OPD, OKP, Pelajar dan Mahasiswa dan Jurnalis yang berlangsung selama 2 hari dari tanggal 10 sampai dengan 11 Desember 2018 di aula Kemenag Kabupaten SBT.
Sahabudin Rumadaul yang juga Bagian Informasi dan Publikasi Media di Dinas
Kominfo Kabupaten SBT tersebut juga mengatakan, Kegiatan jurnalis bukanlah
sesuatu yang asing bagi kita, terutama di kalangan mahasiswa. Dengan kemajuan
di bidang pendidikan banyak mahasiswa yang memiliki banyak ide kreaktif namun
tidak dapat menuangkan dalam bentuk tulisan.
“Untuk itu kami manganggap perlu dilakukan suatu edukasi untuk dapat
mengembalikan minat dan kreaktifitas para pelajar dan mahasiswa khusunya di
bidang jurnalis”, kata Rumadaul dalam laporannya.
Ketua PWI Maluku, Izaak M Tulalessy sebagai pemateri tunggal pada pertemuan pertama ini memaparkan teknik menulis berita yang objektif. Menurut Izak sebuah berita yang objektif harus didukung oleh fakta dan data yang kuat serta akurat.
Lebih terperinci Izaak memaparkan terkait dengan Dasar Dasar Jurnalisme, Kode
Etik Jurnalis (KEJ), cara meliput berita serta penulisan berita yang baik dan benar sesuai dengan fakta dan data yang akurat.
Menulis berita merupakan suatu upaya untuk bercerita, menerangkan, atau
menyampaikan informasi suatu peristiwa dalam bentuk tertulis. Dalam menulis
teks berita, informasi yang ditulis merupakan fakta bukan opini. Selain itu teks berita disusun prinsip 5W + 1H (What, Where, When, Who, Why, How). Ujar izaak.
Pelatihan jurnalistik ini merupakan salah satu upaya dalam meningkatakan Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya dalam pengenalan dunia pers yang begitu
berkembang dengan kecepatan yang luar biasa. (IM/Red).
sumber : http://newskabarindonesia.com/index.php/2018/12/11/dinas-kominfo-sbt-gelar-pelatihan-dan-pembinaan-jurnalistik/

Ingin Hidup Lebih Baik? Batasi Penggunaan Media Sosial!

Ingin Hidup Lebih Baik? Batasi Penggunaan Media Sosial!

Membatasi Penggunaan Media Sosial Bisa Bikin Hidup Lebih Baik
Studi mengenai hubungan antara pemakaian media sosial dan kesehatan mental sudah dilakukan beberapa kali. Salah satu yang kerap menjadi perhatian adalah rasa depresi dan kesepian yang berhubungan dengan pemakaian media sosial.

Untuk menjawab hal tersebut, peneliti dari Universitas Pennslyvania pun melakukan studi terkait hubungan antara rasa depresi dan pemakaian media sosial.

Hasilnya, seseorang ternyata merasa lebih baik saat tidak mengakses media sosial. Dikutip dari Quartz, Minggu (18/11/2018), seseorang yang meninggalkan media sosial sejenak akan merasa lebih baik.

"Kami menemukan pembatasan pemakaian media sosial setidaknya 30 menit per hari, secara signifikan akan membawa perubahan yang lebih baik dari sisi mental bagi penggunanya,' tutur para peneliti dalam studinya.

Dalam studi kali ini, menurut ketua tim peneliti yang bernama Melissa G. Hunt, pihaknya memperluas cakupan studi kali ini ke beberapa media sosial lain. Sebab, dalam studi sebelumnya, objek studi lebih difokuskan pada Facebook.

Selama studi, para peneliti merekrut 143 mahasiswa untuk melakukan dua eksperimen berbeda. Satu dilakukan saat musim semi sedangkan kelompok lain melakukan eksperimen ketika musim gugur.

Masing-masing subjek penelitian diharuskan memiliki akun Facebook, Instagram, Snapchat, termasuk iPhone. Smartphone besutan Apple ini dipilih karena mampu menghitung durasi penggunaan aplikasi yang aktif dibuka.

Lalu, mereka akan memantau penggunaan media sosial para subjek tersebut selama beberapa minggu. Setelahnya, mereka akan diberi kuisioner yang berhubungan dengan kondisi mentalnya.

Selama tiga minggu berikutnya, masing-masing kelompok diberi tugas berbeda. Satu kelompok tetap menggunakan media sosial seperti biasa, sedangkan kelompok lain dibatasi penggunaannya hingga 10 menit per hari.

"Dari eksperimen itu, kami menemukan bahwa mengurangi pemakaian media sosial secara signifikan berpengaruh pada menurunnya rasa kesepian dan depresi," tutur Hunt.

Kendati demikian, studi ini masih memiliki keterbatasan sebab studi ini hanya terbatas untuk iPhone saja dan tidak mencantumkan Twitter sebagai objek penelitian.

Oleh sebab itu, para peneliti menyebut masih ada kesempatan untuk studi lebih lanjut. Kendati demikian, mereka belum mengungkap lebih lanjut kemungkinan adanya penelitian selanjutnya.
3 dari 3 halaman

Studi Soal Media Sosial dan Depresi
Dua tahun lalu, sebuah penelitian mengungkap penggunaan media sosial (medsos) di internet selama lebih dari dua jam menunjukan adanya tanda depresi.

Penelitian tersebut juga telah dilakukan ke subjek kalangan remaja berumur 13-17 tahun yang sering menggunakan smartphone-nya untuk 'berinteraksi' di jejaring sosial.

Mengutip informasi The Independent, penelitian ini dilakukan oleh tim peneliti asal Kanada, International Association of Cyber Psychology, Training & Rehabilitation (iACToR) dengan melakukan observasi ke 750 subjek yang merupakan remaja dari berbagai institusi pendidikan di wilayah Ontario.

Penelitian yang juga dipublikasikan lewat jurnal Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking ini mengungkap, penggunaan medsos yang terlampau berlebihan rupanya mampu menunjukkan indikasi si pemilik jejaring sosial memiliki masalah gangguan mental dan memicu depresi.

"Kapasitas penggunaan jejaring sosial harusnya dibatasi sebagaimana mestinya. Jika digunakan terus menerus dalam jangka waktu berjam-jam, hal tersebut akan menciptakan rasa candu bagi para pengakses," ungkap tim peneliti.

Menurutnya, hal itu mengubah cara pandang penggunanya jejaring sosial termasuk ke hal primer di dalam kehidupan pengguna. Bahayanya, penggunaan jejaring sosial secara berlebihan dapat berdampak negatif pada penggunanya.

"Jejaring sosial berfungsi sebagai alat komunikasi dan pencari informasi jika memang dibutuhkan. Namun hal tersebut bisa berubah fungsi 360 derajat menjadi sebuah 'pengisi dahaga' penggunanya ketika sedang kesepian," tambahnya.

Observasi yang telah dilakukan tim peneliti menyimpulkan sebagian besar dari 750 subjek anak remaja tersebut memang kerap kali tidak memiliki kegiatan apa-apa khususnya pada waktu malam hari. Oleh karena itu, mereka mengakses jejaring sosial sebagai 'teman' agar bisa mengisi kesepian mereka.

"Hal tersebut menunjukkan bahwa mereka mengalami tanda depresi, jika ini terus dilakukan, mereka akan melakukan hal lebih ekstrem seperti tindakan bunuh diri atau cyber bullying," tukasnya.

Mereka menambahkan, seharusnya ketika kesepian para anak remaja bisa melakukan kegiatan positif yang lebih menggaet mereka ke perkembangan fisik dan mental yang lebih sehat, seperti berolahraga, membaca buku, mendengarkan musik dan masih banyak lagi.

"Sudah seharusnya fungsi dari jejaring sosial dibatasi. Selagi masih ada waktu dan belum terlambat, kini peran orang tua yang harus mengawasi anak mereka agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. (Liputan6).*

Membatasi Penggunaan Media Sosial Bisa Bikin Hidup Lebih Baik
Studi mengenai hubungan antara pemakaian media sosial dan kesehatan mental sudah dilakukan beberapa kali. Salah satu yang kerap menjadi perhatian adalah rasa depresi dan kesepian yang berhubungan dengan pemakaian media sosial.

Untuk menjawab hal tersebut, peneliti dari Universitas Pennslyvania pun melakukan studi terkait hubungan antara rasa depresi dan pemakaian media sosial.

Hasilnya, seseorang ternyata merasa lebih baik saat tidak mengakses media sosial. Dikutip dari Quartz, Minggu (18/11/2018), seseorang yang meninggalkan media sosial sejenak akan merasa lebih baik.

"Kami menemukan pembatasan pemakaian media sosial setidaknya 30 menit per hari, secara signifikan akan membawa perubahan yang lebih baik dari sisi mental bagi penggunanya,' tutur para peneliti dalam studinya.

Dalam studi kali ini, menurut ketua tim peneliti yang bernama Melissa G. Hunt, pihaknya memperluas cakupan studi kali ini ke beberapa media sosial lain. Sebab, dalam studi sebelumnya, objek studi lebih difokuskan pada Facebook.

Selama studi, para peneliti merekrut 143 mahasiswa untuk melakukan dua eksperimen berbeda. Satu dilakukan saat musim semi sedangkan kelompok lain melakukan eksperimen ketika musim gugur.

Masing-masing subjek penelitian diharuskan memiliki akun Facebook, Instagram, Snapchat, termasuk iPhone. Smartphone besutan Apple ini dipilih karena mampu menghitung durasi penggunaan aplikasi yang aktif dibuka.

Lalu, mereka akan memantau penggunaan media sosial para subjek tersebut selama beberapa minggu. Setelahnya, mereka akan diberi kuisioner yang berhubungan dengan kondisi mentalnya.

Selama tiga minggu berikutnya, masing-masing kelompok diberi tugas berbeda. Satu kelompok tetap menggunakan media sosial seperti biasa, sedangkan kelompok lain dibatasi penggunaannya hingga 10 menit per hari.

"Dari eksperimen itu, kami menemukan bahwa mengurangi pemakaian media sosial secara signifikan berpengaruh pada menurunnya rasa kesepian dan depresi," tutur Hunt.

Kendati demikian, studi ini masih memiliki keterbatasan sebab studi ini hanya terbatas untuk iPhone saja dan tidak mencantumkan Twitter sebagai objek penelitian.

Oleh sebab itu, para peneliti menyebut masih ada kesempatan untuk studi lebih lanjut. Kendati demikian, mereka belum mengungkap lebih lanjut kemungkinan adanya penelitian selanjutnya.
3 dari 3 halaman

Studi Soal Media Sosial dan Depresi
Dua tahun lalu, sebuah penelitian mengungkap penggunaan media sosial (medsos) di internet selama lebih dari dua jam menunjukan adanya tanda depresi.

Penelitian tersebut juga telah dilakukan ke subjek kalangan remaja berumur 13-17 tahun yang sering menggunakan smartphone-nya untuk 'berinteraksi' di jejaring sosial.

Mengutip informasi The Independent, penelitian ini dilakukan oleh tim peneliti asal Kanada, International Association of Cyber Psychology, Training & Rehabilitation (iACToR) dengan melakukan observasi ke 750 subjek yang merupakan remaja dari berbagai institusi pendidikan di wilayah Ontario.

Penelitian yang juga dipublikasikan lewat jurnal Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking ini mengungkap, penggunaan medsos yang terlampau berlebihan rupanya mampu menunjukkan indikasi si pemilik jejaring sosial memiliki masalah gangguan mental dan memicu depresi.

"Kapasitas penggunaan jejaring sosial harusnya dibatasi sebagaimana mestinya. Jika digunakan terus menerus dalam jangka waktu berjam-jam, hal tersebut akan menciptakan rasa candu bagi para pengakses," ungkap tim peneliti.

Menurutnya, hal itu mengubah cara pandang penggunanya jejaring sosial termasuk ke hal primer di dalam kehidupan pengguna. Bahayanya, penggunaan jejaring sosial secara berlebihan dapat berdampak negatif pada penggunanya.

"Jejaring sosial berfungsi sebagai alat komunikasi dan pencari informasi jika memang dibutuhkan. Namun hal tersebut bisa berubah fungsi 360 derajat menjadi sebuah 'pengisi dahaga' penggunanya ketika sedang kesepian," tambahnya.

Observasi yang telah dilakukan tim peneliti menyimpulkan sebagian besar dari 750 subjek anak remaja tersebut memang kerap kali tidak memiliki kegiatan apa-apa khususnya pada waktu malam hari. Oleh karena itu, mereka mengakses jejaring sosial sebagai 'teman' agar bisa mengisi kesepian mereka.

"Hal tersebut menunjukkan bahwa mereka mengalami tanda depresi, jika ini terus dilakukan, mereka akan melakukan hal lebih ekstrem seperti tindakan bunuh diri atau cyber bullying," tukasnya.

Mereka menambahkan, seharusnya ketika kesepian para anak remaja bisa melakukan kegiatan positif yang lebih menggaet mereka ke perkembangan fisik dan mental yang lebih sehat, seperti berolahraga, membaca buku, mendengarkan musik dan masih banyak lagi.

"Sudah seharusnya fungsi dari jejaring sosial dibatasi. Selagi masih ada waktu dan belum terlambat, kini peran orang tua yang harus mengawasi anak mereka agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. (Liputan6).*

Studi: Media Sosial Menurunkan Kecerdasan

Studi: Media Sosial Menurunkan Kecerdasan

Media Sosial menurunkan kecerdasan. Selain itu, media sosial juga bisa membuat seseorang kesepian dan memunculkan pemikiran negatif terhadap sesama pengguna medsos.

Studi: Media Sosial Menurunkan Kecerdasan
Dilansir dari Mindbodygreen, sebuah penelitain yang diterbitkan dalam Social Science Computer Review menemukan bahwa kebiasaan menghabiskan waktu di media sosial sebenarnya bisa mengacaukan kemampuan kita dalam berpikir rasional.

Penelitian yang dilakukan di University Buffalo melakukan eksperimen interaksi sosial secara langsung dan tidak langsung (dunia maya) dan menunjukkan bahwa mereka yang hanya berinteraksi lewat dunia maya memiliki pemikiran negatif lebih besar terhadap orang yang dilihatnya dari media sosial, dibanding yang bertemu dan berinteraksi langsung.

Hal ini secara alami juga menurunkan tingkat kecerdasan seseorang karena menurut peneliti, membentuk hubungan dan menjadi anggota kelompok adalah dua motivasi mendasar perilaku manusia, sehingga sebagian besar dari kita mencurahkan banyak energi kita untuk menyesuaikan diri.

Ketika kita merasa ditinggalkan, diabaikan atau tidak masuk dalam golongan, maka perasaan negatif akan meningkat dan menahan pikiran untuk berpikir cerdas dan bebas. Bukan hanya itu, tingkat stres juga meningkat karena merasa kesepian.

Sumber

Media Sosial menurunkan kecerdasan. Selain itu, media sosial juga bisa membuat seseorang kesepian dan memunculkan pemikiran negatif terhadap sesama pengguna medsos.

Studi: Media Sosial Menurunkan Kecerdasan
Dilansir dari Mindbodygreen, sebuah penelitain yang diterbitkan dalam Social Science Computer Review menemukan bahwa kebiasaan menghabiskan waktu di media sosial sebenarnya bisa mengacaukan kemampuan kita dalam berpikir rasional.

Penelitian yang dilakukan di University Buffalo melakukan eksperimen interaksi sosial secara langsung dan tidak langsung (dunia maya) dan menunjukkan bahwa mereka yang hanya berinteraksi lewat dunia maya memiliki pemikiran negatif lebih besar terhadap orang yang dilihatnya dari media sosial, dibanding yang bertemu dan berinteraksi langsung.

Hal ini secara alami juga menurunkan tingkat kecerdasan seseorang karena menurut peneliti, membentuk hubungan dan menjadi anggota kelompok adalah dua motivasi mendasar perilaku manusia, sehingga sebagian besar dari kita mencurahkan banyak energi kita untuk menyesuaikan diri.

Ketika kita merasa ditinggalkan, diabaikan atau tidak masuk dalam golongan, maka perasaan negatif akan meningkat dan menahan pikiran untuk berpikir cerdas dan bebas. Bukan hanya itu, tingkat stres juga meningkat karena merasa kesepian.

Sumber

Media Mainstream Masih Sumber Kebenaran, Bukan Media Sosial

Media Mainstream Masih Sumber Kebenaran, Bukan Media Sosial

Media Mainstream Masih Sumber Kebenaran, Bukan Media Sosial
Kehadiran buzzer politik di sosial media tidak terlalu memengaruhi pemilih dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Menurut peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad, posisi buzzer masih kalah dengan media mainstream.

"Menurutku media mainstream sangat berperan. Televisi, koran, radio, media mainstrem internet yang dipercaya, dibanding Twitter, Instagram," kata Saidiman saat diskusi bertajuk 'Buzzer politik di media sosial, efektifkah?' di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (12/10/2010).

Ia mengatakan, jumlah pengguna media sosial khususnya Twitter di Jakarta sebagai ibu kota negara hanya 5 persen. Sehingga tidak memberikan dampak yang terlalu besar kepada publik.

"Alat ukurnya media mainstream, kalau ada isu yang hanya di medsos tidak ada di mainstream orang kan enggak baca. Jadi media mainstream masih jadi sumber kebenaran buat kita bukan medsos," tambahnya.

Saidiman menyarankan agar calon presiden maupun tim pemenangannya harus langsung mengkarifikasi apabila menemukan info megatif dari buzzer.

"Caranya menurut saya sudah oke yah sekarang, bahkan pemain medsos kalau ada berita mereka cepat-cepat cari pembandingnya, apakah ini benar atau tidak. Salah satu sumbernya media mainstream. Mereka nyari apakah hoaks atau tidak, dan sekarang sudah muncul kesadaran itu. Dan saya kira lama-lama itu akan terus terjadi," terangnya.

Untuk isu yang sangat memengaruhi publik sendiri tambahnya, adalah isu yang berhubungan langsung dengan masyarakat seperti halnya ekonomi.

"Misalnya kenaikan BBM itu besar pengaruhnya, kalau buzzer politik yah tentu masih perdebatan yah, apakah medsos jadi sumber kebenaran publik atau tidak itu perdebatan juga," tuturnya. (Okezone).*

Media Mainstream Masih Sumber Kebenaran, Bukan Media Sosial
Kehadiran buzzer politik di sosial media tidak terlalu memengaruhi pemilih dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Menurut peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad, posisi buzzer masih kalah dengan media mainstream.

"Menurutku media mainstream sangat berperan. Televisi, koran, radio, media mainstrem internet yang dipercaya, dibanding Twitter, Instagram," kata Saidiman saat diskusi bertajuk 'Buzzer politik di media sosial, efektifkah?' di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (12/10/2010).

Ia mengatakan, jumlah pengguna media sosial khususnya Twitter di Jakarta sebagai ibu kota negara hanya 5 persen. Sehingga tidak memberikan dampak yang terlalu besar kepada publik.

"Alat ukurnya media mainstream, kalau ada isu yang hanya di medsos tidak ada di mainstream orang kan enggak baca. Jadi media mainstream masih jadi sumber kebenaran buat kita bukan medsos," tambahnya.

Saidiman menyarankan agar calon presiden maupun tim pemenangannya harus langsung mengkarifikasi apabila menemukan info megatif dari buzzer.

"Caranya menurut saya sudah oke yah sekarang, bahkan pemain medsos kalau ada berita mereka cepat-cepat cari pembandingnya, apakah ini benar atau tidak. Salah satu sumbernya media mainstream. Mereka nyari apakah hoaks atau tidak, dan sekarang sudah muncul kesadaran itu. Dan saya kira lama-lama itu akan terus terjadi," terangnya.

Untuk isu yang sangat memengaruhi publik sendiri tambahnya, adalah isu yang berhubungan langsung dengan masyarakat seperti halnya ekonomi.

"Misalnya kenaikan BBM itu besar pengaruhnya, kalau buzzer politik yah tentu masih perdebatan yah, apakah medsos jadi sumber kebenaran publik atau tidak itu perdebatan juga," tuturnya. (Okezone).*

Latest Photos

adv/http://www.mogflat.blogspot.com|https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjs-CVsafqxq8aSIKtoVG9ul9jDsLTCqXcbRrrcPPJaV126QBaaP1tITW9QFW83RiqiR02VQxM6PX5UWCdeqLFiV30iAQGM03Kaz8SN8vpBKAmulCTMQZvhiR-KhVRr91vvJqaELppZV1M/s1600/adv-4.jpg
adv/http://www.mogflat.blogspot.com|https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjs-CVsafqxq8aSIKtoVG9ul9jDsLTCqXcbRrrcPPJaV126QBaaP1tITW9QFW83RiqiR02VQxM6PX5UWCdeqLFiV30iAQGM03Kaz8SN8vpBKAmulCTMQZvhiR-KhVRr91vvJqaELppZV1M/s1600/adv-4.jpg
adv/http://www.mogflat.blogspot.com|https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKVkD27KW3GUnmN55prbR7WnG8cvHYwGRXTNqSumH7_Nee1Wnx8Zps5L7zac8cyYFuHIzbKOpL9mBlQi1XnZyUmpE9uKJgaIOwLGytAnTqyqspsuuw4EeFPA3B0u6aYRNy3IgcALoPrIs/s1600/adv-5.jpg

Random Posts

randomposts

Like Us

fb/https://www.facebook.com/envato